iklan

Hakikat Presentasi

Kegiatan Presentasi Siswa MA Nur As Sholihat
1. Pengertian Presentasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata presentasi diartikan memberikan, penyajian, perkenalan, pertunjukan[1]. Presentasi adalah penyajian karya tulis atau ilmiah seseorang di depan forum undangan/peserta atau suatu kegiatan berbicara di depan publik/audiens/hadirin, dalam rangka mengajukan suatu ide untuk mendapatkan pemahaman/kesepakatan bersama.

Presentasi merupakan jenis keterampilan berbicara di depan umum atau publick speaking yang memiliki arti kemampuan seseorang berbicara di depan orang banyak. Jika ditinjau dari unsur kata, “presentasi bermakna membicarakan, mengusulkan, membahas, menenrangkan, atau mempraktekan. Orang yang melakukan presentasi disebut dengan istilah presentator”.[2]

Presentasi adalah sebentuk komunikasi. Komunikasi presentasi dilakukan secara terpadu: lewat suara, gambar, dan bahasa tubuh. Dalam buku Psikologi Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat mengutip definisi komunikasi dari Hovland, Janis dan Kelly sebagai berikut:

“the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”

Sebuah proses di mana seorang individu (komunikator) mengirimkan rangsangan (stimulus, yang biasanya berbentuk verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (audiens)[3].

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka disimpulkan bahwa presentasi merupakan bagian dari keterampilan berbicara di depan umum atau publick speaking dan merupakan bentuk dari komunikasi lisan yang memiliki arti sebuah proses penyampaian pesan, gagasan atau ide yang bertujuan untuk memberitahu, mempengaruhi atau menghibur di hadapan orang banyak.

Presentasi yang merupakan bagian dari keterampilan berbicara di depan umum atau publick speaking memiliki ciri-ciri sebagai berikut[4] :

    a) Biasanya dilakukan secara formal

    b) Biasanya disusun secaa matang

    c) Biasanya sudah ditentukan waktu, tempat, dan materinya

    d) Biasanya dibantu oleh alat-alat peraga atau alat-alat bantu presentasi

    e) Biasanya dipandu oleh seorang pemandu atau moderator

    f) Biasanya menghendaki adanya pihak lain sebagai sasaran presentasi

    g) Biasanya diikuti dengan sesi tanya jawab

    h) Biasanya memiliki tujuan dan target tertentu

Ciri-ciri tersebut membedakan presentasi dengan jenis-jenis pembicaraan yang lain. Semua ciri itu memberikan gambaran mengenai proses presentasi yang memiliki ke khasan dalam seni berbicara.

Agar presentasi itu dapat berjalan secara efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Antara lain :

    a) menarik minat dan perhatian peserta

    b) mengarahkan perhatian peserta

    c) mempertahankan minat dan perhatian peserta

    d) menjaga kefokusan pada presentasi yang disajikan

    e) menjaga etika atau kode etik presentasi


2. Ciri-ciri presentasi yang baik

Suksesnya sebuah presentasi tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat verbal (kata-kata), tetapi juga unsur-unsur non-verbal (misal bahasa tubuh dan emosi). Sebuah riset mengungkapkan bahwa hanya 7% dari kekuatan presentasi dapat diwakili oleh kata-kata, sedangkan sisanya terkandung dalam unsur-unsur non verbal. Sekitar 55% dalam bentuk bahsa tubuh dan 38% dari nada suara. Riset lain menyatakan bahwa prosentase kekuatan presentasi antara unsur verbal dan non verbal berbanding sama.[5] Secara garis besar ciri-ciri presentasi yaitu[6] :

    a) Penyampaian dengan semangat dan siap mental

      Kadar semangat harus disesuaikan, tidak terlalu monoton ataupun terlalu semangat, karena mempengaruhi kesan terhadap audiens. Sikap mental juga harus diperkuat agar tidak merusak konsentrasi.

    b) Kejelasan berbicara di depan audiens

       Alat pembicara harus disesuaikan dengan kondisi ruangan agar suara tidak terdengar samar-samar, tidak jelas atau terlalu keras. Bantuan pengeras suara hendaknya diperhatikan terlebih dahulu sebelum presentasi di mulai.

    c) Disajikan secara sistematis

       Kesistematikan penyajian mempengaruhi konsentrasi sehingga membuat dampak pemahaman audiens.

    d) Memberi argumen yang dapat diterima

       Argumen hendaknya dapat diterima oleh audiens dan tidak bersifat ambigu. Argumen biasanya disampaikan pada sesi tanya jawab.

    e) Kontak mata dengan audiens

       Agar penyampaian presentasi tidak berdampak buruk, maka kontak mata harus disesuaikan dengan seluruh audiens.

Sumber Referensi :
[1] Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 700
[2] Munaya P. K. Anjali, Pintar Presentasi (Kiat-kiat Menampilkan Presentasi Cerdas, Mimikat dan Mampu Mempengerahui Orang Lain), (Jogjakarta: DIVA PRESS, 2008), hlm. 35
[3] Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) hlm. 13
[4]Anjali, op. cit., hlm36-38
[5] Munaya P. K. Anjali, Pintar Presentasi (Kiat-kiat Menampilkan Presentasi Cerdas, Mimikat dan Mampu Mempengerahui Orang Lain), (Jogjakarta: DIVA PRESS, 2008), bagian penutup.
[6] Muhammad Noor, Presentasi Memukau (Bagaimana Menciptakan Presentasi Luar Biasa), 2015, h.205-220 (http:/www.presentasi.net)

Post a Comment

0 Comments